Rabu, 10 April 2019

Gali Ladang Berlian dalam Dirimu


Yakin dan percaya dirilah kawan, tidak ada yang tidak mungkin di dunia, kecuali kata tidak mungkin itu sendiri.
Karena harta karun yang selama ini kamu cari ternyata ada di dalam dirimu sendiri.

Kisah
Ali Hafed & Ladang Berlian


Ali Hafed adalah seorang petani dari Afrika, tiap hari ia jalani hidup dengan selalu ceria. Hingga suatu ketika ada teman yang mengunjunginya dan memberitahu Ali tentang keagungan berlian dan kekuatan yang menyertainya bagi siapa saja yang memilikinya. Dalam perbincangan, temannya berkata, “Jika engkau memiliki berlian sebesar ibu jari, maka engkau dapat memiliki kota sendiri. Jika kamu memiliki berlian sebesar kepalan tangan, maka engkau dapat memiliki seluruh kota.”
Setelah kawannya pergi, Ali tidak dapat tidur malam itu. Kemudian ia menjadi murung dan sedih atas apa yang telah ia punya saat itu. Semalam suntuk dia berpikr bagaimana cara menjadi kaya dan mempunyai kekuatan yang seperti ia inginkan. Ali berkhayal melayang jauh tinggi ke angkasa, apa jadinya bila dia memiliki beberapa berlian itu. Lamunan itu semakin lama, semakin membuat dada Ali menjadi begitu sesak.
Keeseokan harinya Ali menjual semua sawahnya, menitipkan keluarga pada tetangganya dan memulai pencarian berlian yang amat didambakannya itu. Dia menjelajah seluruh Afrika, tapi tidak menemukan satu pun. Dia mengelilingi seluruh Eropa, tapi tetap tidak menemukan satu pun juga. Dia menjadi hancur secara fisik, emosi dan finansial. Kemudian Ali memutuskan untuk mengakhiri petualangannya dan menceburkan diri ke sungai.
Sementara itu di rumahnya, ketika orang yang membeli sawahnya tengah memberi minum unta-untanya di parit yang mengaliri air lahan pertanian itu, tiba-tiba dia melihat sinar kilau aneh dari pasir putih di sebuah parit yang dangkal. Ternyata di sana tergeletak sebuah batu yang amat indah. Diambillah batu itu dan diletakkan di ruang tamu sebagai hiasan.
Suatu hari, teman Ali kembali datang berkunjung ke rumah itu dan melihat batu becahaya. Dia memekik, “Ini berliannya, apakah Ali sudah kembali?”
Yang punya rumah itu menjawab, “Belum, Ali belum kembali dan itu bukan berlian, itu hanya seonggok batu yang kutemukan di kebun ini.”
Ketika teman Ali mendengar hal itu, dia berkata, “Aku tahu berlian ketika aku melihatnya!!”
Sedetik kemudian, secara bersama-sama mereka bergegas ke parit di kebun dan mereka pun memulai pencariannya. Di luar dugaan, di sana ternyata ditemukan batu-batu yang lebih indah dan berharga diandingkan batu sebelumnya. Saat itulah telah ditemukan tambang permata terbesar di dunia.
  

Hikmah Dibalik Kisah


Cerita di atas, “Tambang Berlian” (Acress of Diamond) diceritaka oleh Russel Harus Conwell lebih dari 6000 kali semasa hidupnya. Conwell adalah pendiri Temple University, salah satu kampus ternama di Philadelpia, AS.
Selama ini terkadang kita terlalu sibuk mencari-cari peluang dari tempat lain, bukan di dalam diri kita sendiri. “Tambang Berlian” mengajarkan kepada kita bahwa kekayaan dan kesempatan yang kita cari sebenarnya ada dalam diri kita.
Berlian dalam bentuknya yang kasar tidak kelihatan seperti berlian. Berlian kasar hanya perlu dipoles dengan terampil dan digosok. Tujuannya tentu agar mengkilap sebelum menjadi benar-benar berharga. Demikian juga kebanyakan dari kita tampak seperti ‘berlian kasar’. Hanya perlu dipoles dan digosok sebelum kita menyadari potensi secara penuh.


Sumber: Buku Remaja Revo, Tekad Pantang Menyerah
Penulis: Purnadina, 2010

1 komentar: