Tampilkan postingan dengan label Just Share. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Just Share. Tampilkan semua postingan

Rabu, 30 Oktober 2019

Catatan Gus Sholah



Jangan menghina
Jangan meremehkan
Jangan menertawakan orang lain

Engkau sendiri tak mengetahui kondisimu besok

Untuk itu ingat
Jangan engkau menjadi bagian dari pencela dan pencaci

Yang menjadikanmu kelak
menjadi bagian dari orang-orang yang dicoba dan diuji


By Gus Sholahuddin

Di Jalan Cinta Para Pejuang - Salim A. Fillah

Di Jalan Cinta Para Pejuang


Di jalan cinta para pejuang, biarkan cinta berhenti di titik ketaatan.
Meloncati rasa suka dan tidak suka.

Melampaui batas cinta dan benci.
Karena hikmah sejati tak selalu terungkap di awal pagi.
Karena seringkali kebodohan merabunkan kesan sesaat.

Maka taat adalah prioritas yang kadang membuat perasaan-perasaan terkibas.
Tapi yakinlah, di jalan cinta para pejuang, Allah lebih tahu tentang kita.

By: Salim A. Fillah

Rabu, 10 April 2019

Gali Ladang Berlian dalam Dirimu


Yakin dan percaya dirilah kawan, tidak ada yang tidak mungkin di dunia, kecuali kata tidak mungkin itu sendiri.
Karena harta karun yang selama ini kamu cari ternyata ada di dalam dirimu sendiri.

Kisah
Ali Hafed & Ladang Berlian


Ali Hafed adalah seorang petani dari Afrika, tiap hari ia jalani hidup dengan selalu ceria. Hingga suatu ketika ada teman yang mengunjunginya dan memberitahu Ali tentang keagungan berlian dan kekuatan yang menyertainya bagi siapa saja yang memilikinya. Dalam perbincangan, temannya berkata, “Jika engkau memiliki berlian sebesar ibu jari, maka engkau dapat memiliki kota sendiri. Jika kamu memiliki berlian sebesar kepalan tangan, maka engkau dapat memiliki seluruh kota.”
Setelah kawannya pergi, Ali tidak dapat tidur malam itu. Kemudian ia menjadi murung dan sedih atas apa yang telah ia punya saat itu. Semalam suntuk dia berpikr bagaimana cara menjadi kaya dan mempunyai kekuatan yang seperti ia inginkan. Ali berkhayal melayang jauh tinggi ke angkasa, apa jadinya bila dia memiliki beberapa berlian itu. Lamunan itu semakin lama, semakin membuat dada Ali menjadi begitu sesak.
Keeseokan harinya Ali menjual semua sawahnya, menitipkan keluarga pada tetangganya dan memulai pencarian berlian yang amat didambakannya itu. Dia menjelajah seluruh Afrika, tapi tidak menemukan satu pun. Dia mengelilingi seluruh Eropa, tapi tetap tidak menemukan satu pun juga. Dia menjadi hancur secara fisik, emosi dan finansial. Kemudian Ali memutuskan untuk mengakhiri petualangannya dan menceburkan diri ke sungai.
Sementara itu di rumahnya, ketika orang yang membeli sawahnya tengah memberi minum unta-untanya di parit yang mengaliri air lahan pertanian itu, tiba-tiba dia melihat sinar kilau aneh dari pasir putih di sebuah parit yang dangkal. Ternyata di sana tergeletak sebuah batu yang amat indah. Diambillah batu itu dan diletakkan di ruang tamu sebagai hiasan.
Suatu hari, teman Ali kembali datang berkunjung ke rumah itu dan melihat batu becahaya. Dia memekik, “Ini berliannya, apakah Ali sudah kembali?”
Yang punya rumah itu menjawab, “Belum, Ali belum kembali dan itu bukan berlian, itu hanya seonggok batu yang kutemukan di kebun ini.”
Ketika teman Ali mendengar hal itu, dia berkata, “Aku tahu berlian ketika aku melihatnya!!”
Sedetik kemudian, secara bersama-sama mereka bergegas ke parit di kebun dan mereka pun memulai pencariannya. Di luar dugaan, di sana ternyata ditemukan batu-batu yang lebih indah dan berharga diandingkan batu sebelumnya. Saat itulah telah ditemukan tambang permata terbesar di dunia.
  

Hikmah Dibalik Kisah


Cerita di atas, “Tambang Berlian” (Acress of Diamond) diceritaka oleh Russel Harus Conwell lebih dari 6000 kali semasa hidupnya. Conwell adalah pendiri Temple University, salah satu kampus ternama di Philadelpia, AS.
Selama ini terkadang kita terlalu sibuk mencari-cari peluang dari tempat lain, bukan di dalam diri kita sendiri. “Tambang Berlian” mengajarkan kepada kita bahwa kekayaan dan kesempatan yang kita cari sebenarnya ada dalam diri kita.
Berlian dalam bentuknya yang kasar tidak kelihatan seperti berlian. Berlian kasar hanya perlu dipoles dengan terampil dan digosok. Tujuannya tentu agar mengkilap sebelum menjadi benar-benar berharga. Demikian juga kebanyakan dari kita tampak seperti ‘berlian kasar’. Hanya perlu dipoles dan digosok sebelum kita menyadari potensi secara penuh.


Sumber: Buku Remaja Revo, Tekad Pantang Menyerah
Penulis: Purnadina, 2010

Ayoo... Bangunkan Raksaa Itu!!


Apa yang terletak di belakang kita dan apa yang terletak di depan kita hanya persoalan kecil dibandingkan dengan apa yang terletak di dalam diri kita. (Oliver Wendell Holmes)

Kisah Ujang dan Butet


Suatu malam, Ujang dan Butet sedang bersenang-senang nonton layar tancep di kampung sebelah. Setelah nonton dengan puas, Butet pulang duluan. Karena sudah larut malam, dia mengambil jalan pintas. Butet melewati komplek pemakaman desa. Saat itu malam amat gelap sehingga ia jatuh ke sebuah lubang besar yang digunakan untuk pemakaman besok.
Butet mencoba memanjat keluar lubang kuburan tempat dia terperosok, tetapi ia tetap tidak bisa keluar karena lubangnya sangat dalam. Butet pun mulai teriak minta tolong, namun tak seorang pun mendengarkan. Ya iyalah, malam-malam mana ada orang yang mau lewat kbuburan. Ketika merasa lelah, dia memutuskan untuk tidur di salah satu sudut dari lubang kuburan itu.
Beberapa jam berlalu akhirnya giliran Ujang pulang juga, dia pun mencari jalan pintas melalui pemakaman agar bisa sampai rumah dengan cepat. Singkat kata, Ujang berjalan dalam kegelapan dan dia jatuh pada lubang yang sama, tempat si Butet jatuh sebelumnya. Ujang sangat takut dan mencoba sekuat tenaga memanjat kelar dari lubang kuburan itu.
Setelah hampir setengah jam mencoba, Ujang tetap tidak bisa keluar dari lubang dan mulai berteriak minta tolong. Ternyata teriakan itu membangunkan Butet yang tertidur. Butet pun berkata pada Ujang dengan suara pelan, “Hai teman, kamu tidak akan bisa keluar dari sini malam ini.” Mendengar suara itu, dalam sekejap Ujang berhasil keluar dari lubang, lalu lari seakan-akan dikejar hantu.

 Hikmah Dibalik Kisah


Ujang benar-benar berpikir bahwa ia telah mendengar hantu yang bicara padanya. Dalam sekejap ia berhasil melompat ke luar dari lubang kuburan. Dari kisah ini dapat diambil hikmah, bahwa sesunggguhnya kita semua memiliki sumber energi potensial yang tersembunyi dalam diri kita. Hanya masalahnya, kita tidak tahu cara membangun dan menggunakannya.
Semua manusia memiliki kekuatan yang luar biasa, seperti raksasa dalam dirinya. Kekuatan itu biasa disebut dengan inner power. Kekuatan itu bisa muncul ketika kita hendak menggunakannya, walaupun belum tentu kita mampu melakukannya. Satu hal yang paling penting adalah memiliki kemauan. Kemauan itu lho yang ternyata seringkali memampukan manusia, atau setidaknya bisa menyadarkan bahwa ada kemampuan yang besar dalam diri kita.
Hanya orang yang memiliki kehendak untuk melakukan latihan secara rutin, mau bekerja keras, mau bekerja cerdas dan mau berseungguh-sungguh bekerja dengan ikhlas, dan hanya orang-orang yang tau di mana raksasa dalam dirinya dan mau membangunkannya lah yang akan mampu meraih cita-cita dan impian hidupnya.



Sumber: Buku Remaja Revo, Tekad Pantang Menyerah
Penulis: Purnadina, 2010

Kisah - Kesempatan dan Kesempurnaan

Kesempatan dan Kesempurnaan


Terdapat suatu cerita.. 
Seorang guru dengan muridnya

Gibran : "Wahai guru, bagaimana caranya agar kita mendapatkan sesuatu yang paling sempurna dalam hidup?"

Sang guru merenung sejenak lalu menjawab,
Guru  : "Berjalanlah lurus di taman bunga, lalu petiklah bunga yang paling indah... dan jangan pernah kembali kebelakang!"

Maka, murid itu pun mulai berjalan, sementara sang guru menunggunya di depan pintu taman. Ketika ia bertemu bunga pertama, ia lihat bunga itu mekar sempurna, warnanya pun cemerlang, apalagi masih ada tetesan embun di atasnya. Tetapi, karena ia baru saja mulai berjalan, murid itu memutuskan tidak memetik bunga itu dan terus berjalan. Bertemu bunga kedua, bunga itu pun indah, tetapi sudah menghilang tetesan embunnya. Bunga ketiga, masih bunga yang indah, tetapi warnanya tidak secemerlang bunga pertama dan kedua. Terus begitu, setiap bunga selalu ada kekurangannya. Hingga tanpa terasa, murid itu sudah berjalan mengelilingi taman bunga itu. Tinggal beberapa langkah lagi ia sampai kembali di tempatnya mulai, di mana ada gurunya menunggu di sana.

Setelah sampai di ujung taman, Gibran kembali dengan tangan hampa. Lalu sang guru bertanya,
Guru : "Mengapa kamu tidak mendapatkan bunga satu pun?"
Gibran : "Sebenarnya tadi aku sudah menemukannya, tapi tidak ku petik karena aku pikir mungkin yang di depan pasti ada yang lebih indah, namun ketika aku sudah sampai di ujung, aku baru sadar bahwa yang aku lihat tadi adalah yang terindah, dan aku pun tak bisa kembali kebelakang lagi."

Sambil tersenyum sang guru berkata,
Guru : "Ya... itulah hidup, semakin kita mencari kesempurnaan, semakin pula kita tak akan pernah mendapatkannya, karena sejatinya kesempurnaan yang hakiki tidak akan pernah ada, yang ada hanyalah keikhlasan hati kita untuk menerima kekurangan yang ada ..."

Sesungguhnya setiap usaha mendatangkan kesempatan. Namun seringkali ketika kesempatan telah datang menghampiri kita, kita melewatkannya karena menunggu kesempurnaan. Padahal, kesempurnaan itu tidaklah ada sedangkan kesempatan mempunyai momentum dengan jangka waktu terbatas, maka begitu ia lewat, kita tak bisa lagi untuk mengambilnya.








Sajak - Ali bin Abi Thalib


Sajak


Aku khawatir terhadap suatu masa yang rodanya dapat menggilas keimanan...
Keyakinan hanya tinggal pemikiran yan tak berbekas dalam perbuatan
Banyak orang baik tapi tak berakal,
Ada yang berakal tapi tak beriman
Ada lidah fasih tapi berhati lalai,
Ada yang khusyu’ namun sibuk dalam kesendirian
Ada ahli ibadah tapi mewarisi kesombongan iblis
Ada ahli maksiat rendah hati bagaikan sufi
Ada yang banyak tertawa hingga hatinya berkarat
Ada yang menangis karena kufur nikmat
Ada yang murah senyum tapi hatinya mengumpat
Ada yang berhati tulus tapi wajahnya cemberut
Ada yang berlisan bijak tapi tak memberi teladan
Ada yang berzina tampil menjadi figur
Ada orang punya ilmu tapi tak paham
Ada yang paham tapi tak menjalankan
Ada yang pintar tapi membodohi
Ada yang bodoh tak tahu diri
Ada yang beragama tapi tak berakhlak
Ada yang berakhlak tapi tak bertuhan

Oleh: Ali bin Abi Thalib

Matahari 1/2 Lingkar

Webtoon – Matahari ½ Lingkar (Last Page)


Kadang kita harus tahu sampai manakah
Kita bisa memperjuangkan sesuatu,
Sampai mana kita harus berani menerima
Mana yang harus diperjuangkan,
mana yang harus dilepas dan diikhlaskan
Menyerah bukan berarti putus asa
Tapi bisa berarti memulai sesuatu yang baru,

Seperti pergantian hari di mana Matahari akan
kembali bersinar menggantikan malam.

Keep SMILE and be HAPPY!   : )
Kay

Senin, 01 April 2019

Aku Ingin


“aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada”

 ― Sapardi Djoko Damono

Minggu, 07 Juli 2013

Jangan Menghindari Masalah Tapi Ikuti Arahnya


http://www.kutipananda.com/life-strategies/read/20130128/jangan-menghindari-masalah-tapi-ikuti-arahnya

Apakah Anda tahu bahwa elang tahu kapan badai akan datang menghampiri?
Elang akan terbang ke tempat yang tinggi dan menunggu angin yang akan datang. Ketika badai menerpa, elang akan mempersiapkan sayapnya sedemikian rupa sehingga angin akan mengangkat sayapnya dan membawa elang tersebut ke atas badai. Sementara badai mengamuk di bawah, elang akan terbang di atas itu. Elang tersebut tidak luput dari badai. Tapi dia menggunakan badai untuk mengangkatnya lebih tinggi.
Begitu juga kehidupan kita, ketika badai kehidupan menimpa kita (semua dari kita akan mengalaminya), kita dapat terbang ke atas badai tersebut dengan menetapkan pikiran kita dan keyakinan kita kepada Allah. Badai tidak harus mengalahkan kita. Kita bisa membiarkan kuasa Tuhan untuk mengangkat kita ke atas badai tersebut.
Allah memungkinkan kita untuk naik ke atas angin badai yang mungkin membawa penyakit, tragedi, kegagalan dan kekecewaan dalam hidup kita. Ingat, bukan beban hidup yang menjatuhkan kita ke bawah, tapi bagaimana cara kita menanganinya agar kita bisa terbang ke atasnya.

Selasa, 27 November 2012

Remaja Lebih Suka FB & Twitter Daripada Blog


[Internet Sehat ] Anda hobi ngeblog? Berarti itu adalah hobi yang layak dilestarikan, sebab anak muda masa kini lebih menyukai social media ketimbang menulis blog. Ya, sebuah survey yang dilakukan Pew Internet & American Life Project membuktikan bahwa anak muda kini lebih berminat dengan Facebook dan Twitter daripada ngeblog.
“Seiring dengan tool dan teknologi yang berkembang pada jejaring sosial, kelamaan para remaja beralih dari makro blogging ke mikro blogging untuk melakukan update status,” ungkap laporan Pew Internet & American Life Project.
Terjadi penurunan persentase peminat blog di kalangan remaja Amerika usia 12-17 tahun. Jika pada tahun 2006 jumlah remaja yang suka ngeblog ada 28%, maka tahun 2010 tinggal 14%. Jumlah komentar yang diposting user pada blog juga menurun drastic. Dari 76% pada 2006, menjadi 52% pada 2010.
Namun pada user usia dewasa, yakni usia 30 tahun ke atas, blog masih cukup diminati.
Lebih dari 70% remaja dan dewasa usia muda, serta 47% usia dewasa meminati social media. Warga Facebook sendiri lebih dari 70%-nya adalah orang dewasa dan dewasa usia muda. Namun kelamaan diprediksi remaja akan mendominasi social media ini.
Sementara Twitter masih didominasi user usia dewasa muda, dan remaja masih belum terlalu menyukainya. Menurut laporan tersebut, usia remaja cenderung menyukai dunia virtual yang banyak menyajikan gambar dan foto seperti Facebook, sementara Twitter lebih banyak dijumpai teks semata. Sementara untuk kalangan dewasa usia muda, lebih menyukai Twitter.
Remaja dan dewasa usia muda menguasai 90% user internet secara keseluruhan. Setengah dari user dewasa usia muda mengakses internet melalui ponsl atau laptopnya, dan seperempatnya mengaku menggunakan gadget lain seperti ebook reader dan gadget games. Nampaknya mereka lebih menyukai gadget mobile seperti ponsel, netbook, dan laptop ketimbang desktop. [Internet Sehat ]
Sumber artikel: Livescience.com / Sumber gambar: cuwyshop.blogspot.com